SEPUTARKUDUS.COM, JANGGALAN - Di tepi selatan Jalan Sunan Kudus, tepatnya di Desa Janggalan, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, tampak bangunan ruko lantai tiga. Di dalamnya tampak ratusan helm di dalam etalase. Di dalam bangunan tampak beberapa calon pembeli sedang memilih helm yang ingin mereka beli. Tempat tersebut yakni Widodo Motor Sport (WMS) Helm.
Menurut Sri Setyaningsih (42) pengelola toko tesebut menuturkan, saat ini sedang booming helm Bogo. Penjualan di toko WMS, didominasi helm tersebut. Ada dua helm Bogo yang dijual di tokonya. "Harganya Rp 175 ribu untuk yang Retro dan Rp 325 ribu merek Zeus. Saat ini helm Bogo memang sedang booming, bahkan penjualan kami untuk bentuk helm ini mencapai 50 persen dari total penjualan,” ujarnya kepada Seputarkudus.com, belum lama ini.
Dia menjelaskan, selain helm bentuk tersebut juga menjual berbagai helm merek ternama. Di antaranya merek INK, KYT dan sejumlah merek helm lainnya. Helm merk INK dijual seharga Rp 295 ribu hingga Rp 425 ribu. Untuk merk KYT kami jual seharga Rp 265 ribu hingga Rp 330 ribu.
"Sedangkan merk VOG kami jual seharga Rp 175 ribu hingga Rp 240 ribu. Helm NHK kami banderol antara Rp 300 ribu hingga Rp 350 ribu. Merk GAG dilepas dengan harga Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu. Dan helm untuk motor cros di jual mulai harga Rp 440 ribu hingga Rp 500 ribu," tuturnya.
saat sepi pembeli toko WMS bisa menjual minimal sekitar 20 helm sehari. Dan saat ramai jumlah tersebut bisa bertambah. Selain menjual helm secara ecer, toko WMS juga melayani pembelian secara grosir.
“Pembelian secara grosir mendapatkan harga khusus dengan ketentuan minimal pembelian sekitar 10 helm dengan berbagai macam merk dan jenis. Selain menjual helm, kami juga menjual jas hujan, sarung tangan, stiker, kaus motor cros dan lain sebagainya,” urai Sri.
Dia menceritakan, Toko WMS Helm di Perempatan Jember tersebut mulai buka pada bulan Mei 2016. Namun menurutnya, sejak toko itu beroperasi, tidak berselang lama toko-toko lain milik bosnya yang menjual helm ditutup dan penjualan dijadikan satu di Perempatan Jember.
Helm Bogo, helm paling laris di toko WMS Helm, Jalan Sunan Kudus. Foto: Rabu Sipan |
Menurut Sri Setyaningsih (42) pengelola toko tesebut menuturkan, saat ini sedang booming helm Bogo. Penjualan di toko WMS, didominasi helm tersebut. Ada dua helm Bogo yang dijual di tokonya. "Harganya Rp 175 ribu untuk yang Retro dan Rp 325 ribu merek Zeus. Saat ini helm Bogo memang sedang booming, bahkan penjualan kami untuk bentuk helm ini mencapai 50 persen dari total penjualan,” ujarnya kepada Seputarkudus.com, belum lama ini.
Dia menjelaskan, selain helm bentuk tersebut juga menjual berbagai helm merek ternama. Di antaranya merek INK, KYT dan sejumlah merek helm lainnya. Helm merk INK dijual seharga Rp 295 ribu hingga Rp 425 ribu. Untuk merk KYT kami jual seharga Rp 265 ribu hingga Rp 330 ribu.
"Sedangkan merk VOG kami jual seharga Rp 175 ribu hingga Rp 240 ribu. Helm NHK kami banderol antara Rp 300 ribu hingga Rp 350 ribu. Merk GAG dilepas dengan harga Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu. Dan helm untuk motor cros di jual mulai harga Rp 440 ribu hingga Rp 500 ribu," tuturnya.
saat sepi pembeli toko WMS bisa menjual minimal sekitar 20 helm sehari. Dan saat ramai jumlah tersebut bisa bertambah. Selain menjual helm secara ecer, toko WMS juga melayani pembelian secara grosir.
“Pembelian secara grosir mendapatkan harga khusus dengan ketentuan minimal pembelian sekitar 10 helm dengan berbagai macam merk dan jenis. Selain menjual helm, kami juga menjual jas hujan, sarung tangan, stiker, kaus motor cros dan lain sebagainya,” urai Sri.
Dia menceritakan, Toko WMS Helm di Perempatan Jember tersebut mulai buka pada bulan Mei 2016. Namun menurutnya, sejak toko itu beroperasi, tidak berselang lama toko-toko lain milik bosnya yang menjual helm ditutup dan penjualan dijadikan satu di Perempatan Jember.
“Menurut bosku, dengan dijadikan satu di Perempatan Jember penjualan akan bisa fokus pada satu toko. Selain itu pengelolaanya juga lebih mudah dan yang pasti bisa menghemat pengeluaran untuk gaji karyawan,” ujarnya.
Perempuan yang tercatat sebagai warga kelurahan Wergu Wetan, Kecamatan Kota, itu menuturkan sebelum dijadikan satu toko, bosnya mempekerjakan sekitar delapan karyawan untuk berjaga di tiga toko. Tapi sejak tokonya terpusat di Perempatan Jember, karyawan yang bekerja hanya empat orang yang dibagi menjadi dua sift.