Menurut Noor Habib satu diantara guru MTs NU TBS, sekolah yang berdiri tahun 1934 sistem kenaikan kelas berbeda dengan dengan sekolah-sekolah lain. Selain mengacu nilai rapor juga ada sistem hafalan Al-Fiyyah yang menentukan naik atau tidaknya murid.
“Sistem kenaikan kelas di MTs TBS selain nilai rapor juga ada hafalan Al-Fiyyah. Walaupun nilai rapornya tinggi, namun tidak bisa hafal sesuai target yang ditentukan, murid tidak akan naik kelas,” tuturnya ketika ditemui di MTs NU TBS belum lama ini.
Dia menjelaskan, selain pelajaran umum, sekolah TBS ingin membekali siswanya pelajaran ilmu salaf. Kitab Al-Fiyyah karya Syeikh Al-Alamah Muhammad Jamaluddin ibnu Abdillah ibnu Malik Al-Thay, menurutnya kunci untuk membaca dan memahami isi kitab-kitab salaf. “Setiap kenaikan kelas di MTs harus menyetorkan hafalan bait Al-Fiyyah yang sudah ditentukan sekolah,” tambahnya.
Target yang sudah ditentukan, untuk kelas tujuh naik kelas delapan hafal 100 bait atau nadzom, kelas delapan naik ke sembilan 100 bait dan terakhir kelulusan hanya 50 bait. “Kelas tiga hanya 50 bait saja, karena mereka mengahadapi Ujian Nasional,” tuturnya.
Ketika ditanya alasan dipilihnya kitab Al-Fiyyah bukan Jurumiyyah atau Imrithi, Baidowi yang juga guru MTs NU TBS menuturkan, kitab Al-Fiyyahh secara tingkatan sudah sesuai dengan siswa MTs TBS. “Selain pelajaran umum TBS mengajarkan pelajaran agama, akhlaq dan budi pekerti,” tambahnya.
Menurut infomasi yang dikutip dari situs nahwusharaf, jumlah nadzom bait kitab Al-Fiyyah berjumlah 1002. Kitab tersebut berisi pelajaran ilmu Nahwu, kunci membaca kitab-kitab salaf.