Latest News

Anton Sering Kehabisan Stok Bebek Bambu Saat Berdagang di Dandangan

SEPUTARKUDUS.COM, DANDANGAN - Puluhan bebek tak berbulu tergantung pada pipa putih yang membentang di antara besi penyangga tenda, di stan Dandangan, Kudus, Kamis (2/6/2016). Di bawahnya puluhan bebek berbulu terjajar rapi di atas aspal Jalan Sunan Kudus. Bebek tersebut bukan sungguhan, namun miniatur yang dibuat dari pangkal bambu. Tak hanya miniatur bebek, sejumlah kerajinan terpampang di papan panjang lapak milik Anton Widaryanto tersebut.
miniatur bebek dari bambu
Anton menjajakan miniatur bebek dan kerajinan hasil tangan di Dandangan, Kudus. Foto: Rabu Sipan

 
Anton mengatakan, pada Dandangan tahun lalu barang yang dijualnya terjual hingga Rp 22 juta. Dia berharap tahun ini bisa mendapatkan lebih.” Pada tahun lalu aku kehabisan stok saat acara Dandangan masih berlangsung. Dari pengalaman itu, stok untuk kerajinan tertentu aku perbanyak,” kata pria yang biasa disapa Anton kepada Seputarkudus.com.

Lapak yang tepat berada di depan Rumah Tahanan (Rutan) Kudus tersebut memang tampak sering didatangi para pengunjung. Terlihat sepasang suami istri menawar lalu membeli sebuah angklung yang dijual seharga Rp 100 ribu.

Anton menjelaskan, sebagian daganganya tersebut diproduksi sendiri di rumahnya di Klaten, dengan mempekerjakan empat orang tetangganya. “Kerajinan yang aku produksi sendiri di antaranya patung bebek dari akar bambu, angklung, patung kuda finishing kulit telur, asbak patung asmat, serta tempat botol,” ujarnya sambil menunjuk barang yang dia sebutkan.

Selain menjual barang hasil kerajinan, di berbagai even seperti Dandangan, Anton juga menyuplai ke berbagai pengepul kerajinan tangan di daerah Jogja. Di antaranya, Pasar Bringharjo, Kasongan, Borobudur, dan Prambanan.

Anton mengaku delapan kali berdagang di acara Dandangan yang diselenggarakan tiap tahun. Dan tahun ini dia menyewa empat stan berukuran 6x8 meter dengan harga sewa Rp 1.200.000.

Selama berjualan di Dandangan Anton beserta keponakanya tidur di stan. “Aku dan dua keponakan tidur di lokasi dagang. Sedangkan untuk mandinya numpang di masjid Annur di Jalan Wahid Hasyim,” ungkap Anton.