"Kita beruntung memiliki KH Hasyim Asyari (pendiri NU) yang memiliki pemikiran modern. Beliau menggabungkan ke-Islam-an dan nasioalisme dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sehingga Islam masih memiliki eksistensi hingga saat ini," kata Kiai Said saat menjadi pembicara dalam acara Suluk Maleman, di Pati, Sabtu (27/2/2016) malam.
Setelah Khilafah Turki Ustmani runtuh pada 1928, kata Kiai Said, di negara-negara bekas kekuasaan, antara ulama dan kelompok sekuler sangat bertentangan. Kedua kelompok tersebut terlibat perselihan dalam perebutan kekuasaan dan pertumpahan darah. Sebagian besar negara-negara tersebut dimenangkan kelompok sekuler. Di antaranya di Turki, Irak, Libya, dan lain sebagainya.
"Saat ini kondisi umat Islam di Timur Tengah sedang hancur. Karena di sana tidak memadukan nasionalisme dan Islam. Hanya di Indonesia inilah, Islam masih terjaga. Dengan ciri Islam Nusantara inilah, kita menjadi benteng Islam dari timur," ujar kiai yang pernah menetap belasan tahun di Saudi Arabia tersebut, di hasapan ratusan pengunjung yang hadir.
Selain Kiai Said, hadir pula KH Yusuf Chudlori dan Kiai Budi Harjono. Acara Suluk Maleman digelar setiap bulan di Pati oleh Sampak Gusuran, pimpinan Anis Soleh Ba'asyin. Acara tersebut selalu menghadirkan tokoh-tokoh nasional sebagai pembicara.